Kisah Horor di Gedung Perkantoran Elite Jakarta

  Saya Ingin berbagi pengalaman horor yang saya dan rekan kerja saya alami ketika kami bekerja sampai malam di lantai 33 kantor kami. Walaupun kantor kami terletak di tengah kawasan elite bisnis Jakarta, tapi siapa sangka kejadian horor akan menimpa kami.

Cerita ini diawali ketika saya dan kedua teman saya yaitu Kak Ade dan Kak Zeni sedang mengerjakan payroll BAC. Dikarenakan saat itu saya hanya membantu, pada pukul 21:00 WIB saya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Sedangkan kedua teman saya masih berkutat untuk menyelesaikan payroll sambil meeting online. Di kantor saat itu hanya ada kami bertiga, dan semua lampu sudah padam kecuali di bagian meja kami yang masih terang benderang. Ketika sedang siap-siap untuk pulang, saya dan Kak Ade berbincang sambil melihat pemandangan Jakarta yang indah di malam hari. Tiba-tiba, kami mendengar sebuah teriakan keras seperti auman binatang buas bercampur dengan erangan kesakitan. Tanpa berkata-kata, saya dan Kak Ade hanya bisa saling menatap mata dengan ekspresi ketakutan. Saat itu, kami berdua berusaha untuk mengalihkan rasa takut kami dengan mengobrol, supaya kami tidak ketakutan dan Kak Zeni, yang saat itu tengah fokus meeting juga tidak merasa takut.

Tidak berselang lama kemudian, saya dan Kak Ade lagi dan lagi mendengar suara auman tersebut. Kali ini, kami berpikir bahwa hal tersebut sudah diluar batas keberanian kami. Tanpa berpikir panjang, saya meminta Kak Ade beserta Kak Zeni untuk pulang. Tapi kedua teman saya masih bekerja+meeting, sehingga tidak bisa pulang secepat itu. Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk pulang tetapi kedua teman saya masih harus mengikuti meeting. Ketika Mas Aan (manager kami) sedang berbicara di meet tersebut, kami memberanikan diri untuk interupsi dan menjelaskan situasi kami saat itu. Kurang lebihnya seperti ini:

“Hallo Mas Aan dan teman teman. Mohon maaf memotong, apakah kami boleh pulang terlebih dahulu? Soalnya kami mendapat gangguan Mas, tapi bukan dari manusia.. Tapi dari makhluk halus mas” Ucap saya dengan suara bergetar… Lalu salah satu teman kami memberikan celetukan yang membuat kami takut yaitu “wahhh kenapa tuh? Ada suster ngesot ya disana?? Hiyyy serem” ucap teman kami tanpa rasa bersalah 🙁

Setelah diskusi yang lumayan alot dan mencekam, akhirnya kami diizinkan untuk pindah tempat terlebih dahulu, jangan bekerja disana (kami tidak bisa pulang terlalu cepat karena deadline kerjaan). Lalu, kami segera membereskan semua barang-barang kami dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Tak lupa kami juga memastikan untuk membuang sampah di meja kami. Setelah semuanya aman, saya meminta Kak Ade dan Kak Zeni untuk tetap tenang, agar tidak ada hal-hal an yang tidak diinginkan. Ketika di depan lift, seluruh ruangan sudah gelap sekali, dan menambah suasana semakin mencekam. Ditambah lagi setelah kami memencet lift, pintunya sangat lama untuk terbuka… ini semakin menambah ketakutan kami. Setelah penantian lama, akhirnya pintu lift pun terbuka dan akhirnya kami bisa turun ke lobby. 

Setelah itu, kedua teman saya tetap lanjut bekerja di lobby, dan saya pun memutuskan untuk pulang kerumah. Ketika sampai rumah, saya merasa sangat lemas dan membuat ibu saya bertanya apa yang terjadi… saya ceritakan apa yang kami alami di kantor dan setelah itu ibu saya merasa syok dan memberikan sebuah Yasin untuk dibawa ke kantor. Hal ini dilakukan supaya kami selalu aman sentosa dan juga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Comments

Post a Comment